Di era serba digital seperti sekarang, menentukan lokasi colocation server bukan sekadar soal ‘taruh di tempat mana saja’. Salah perhitungan sedikit, dampaknya bisa bikin website lemot, downtime berulang, pelanggan kabur, dan reputasi bisnis ambyar. Karena itu, memilih lokasi data center ibarat cari pasangan hidup—harus teliti, tidak cuma tergiur penampilan luar. Lihat petunjuk bermanfaat kami di sini!
Faktor pertama tentu lokasi fisiknya. Data center di Jakarta memang jadi incaran banyak bisnis karena infrastruktur internetnya mumpuni dan dekat ke jalur utama jaringan. Tapi, kalau sebagian besar pengguna atau klienmu justru ada di wilayah timur Indonesia, misalnya di Surabaya, Bali, atau Medan, kenapa harus memaksa server jauh-jauh? Sering kali, latensi justru lebih rendah kalau server dekat dengan target pasar. Hasilnya, akses website lebih cepat, pelanggan pun betah.
Setelah kota dipilih, langkah berikutnya: selidiki reputasi data center. Jangan gampang tergoda brosur kinclong atau promo diskon gede. Luangkan waktu baca testimoni pengguna lama. Gabung ke komunitas IT, tanya pengalaman mereka. Track record penanganan gangguan listrik, bencana alam, atau serangan siber lebih berharga dari sekadar janji marketing.
Keamanan fisik dan digital juga wajib disorot. Pusat data yang kredibel biasanya punya CCTV 24 jam, akses pintu dengan biometrik, serta sertifikasi keamanan seperti ISO 27001. Jangan ragu minta tur fasilitas atau bukti audit keamanan. Semakin transparan, semakin layak dipertimbangkan.
Soal jaringan, mintalah data uptime mereka. Idealnya di atas 99,95%—kalau di bawah itu, pertimbangkan lagi. Lihat juga siapa saja penyedia jaringan (ISP) yang terhubung. Data center dengan banyak provider bisa menawarkan jalur cadangan, risiko internet ‘putus nyambung’ pun makin kecil.
Terakhir, pikirkan kebutuhan di masa depan. Tanyakan, kalau bisnis berkembang pesat, apakah mudah tambah server atau rack tanpa perlu ribet pindahan? Jangan lupa cek biaya tambahan yang sering ‘nyempil’ di invoice: instalasi, pemeliharaan, listrik cadangan, atau overtime. Pilihlah data center yang siap tumbuh bersama bisnismu, bukan yang bikin kamu pusing di kemudian hari.